![]() |
| Timah Balok produksi PT.Timah |
Harga timah dunia
pada tahun 2020 diprediksi tak bakal menyentuh angka 20 ribu USD/MetrikTon.
Akankah industri timah kembali mengalami masa sulit seperti tahun
2019? Melansir
kontan, sepanjang 2019 timah mengukuhkan diri sebagai komoditas logam
industri dengan kinerja terburuk.
Berdasarkan data Bloomberg, harga timah kontrak
tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) sepanjang
2019 lalu melemah 11,81%. Mengingat
di akhir 2019 lalu, harga timah ambruk ke US$ 17.175 per metrik ton. Padahal di awal 2019, harga timah sempat
meroket ke US$ 20.000 per metrik ton.
Direktur Garuda Berjangka
Ibrahim menjelaskan, kinerja buruk timah tak
terlepas dari sentimen eksternal. Mulai
dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memanas sepanjang
tahun serta Brexit yang tak kunjung kelar.
Lebih lanjut Ibrahim bilang,
dengan timah yang
diperjualbelikan di LME, tak mengherankan jika keluarnya Inggris dari Uni Eropa
atawa Brexit berdampak besar terhadap pergerakan harga timah.
"Selain
ketidakpastian Brexit, perang dagang antara China-AS juga punya dampak
besar karena membuat China membatasi impornya, padahal Negeri Tirai Bambu
merupakan salah satu pasar terbesar untuk timah," jelas
dia, Jumat (10/1).
Namun dengan segera
ditandatanganinya perjanjian fase pertama AS dan China pada 15 Januari
mendatang, harga timah diproyeksi bakal mendapatkan angin segar.
Ibrahim menilai,
China bakal membuka kembali perdagangan, perusahaan-perusahaan elektronik dan
produsen mobil listrik bakal kembali menyerap banyak timah dan
harga bisa terkerek normal kembali.
"Jika semua
keadaan berjalan normal, timah akan kembali seperti semula.
Apalagi tahun 2020 produsen mobil listrik akan gencar-gencarnya memulai
produksi jadi semoga memperbaiki performa timah nantinya,"
ujar Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan harga timah di tahun ini berada di kisaran US$ 14.000
- US$ 19.000 per metrik ton.
Ekspor Timah Naik di Akhir Tahun
Melansir laporan BPS Kepulauan Bangka Belitung, ekspor
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bulan Desember 2019 naik 6,81 persen
dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor komoditas timah naik 14,10 persen, sedangkan
nontimah turun sebesar 16,89 persen. Oleh karena itu, jumlah nilai ekspor pada
bulan Desember tahun ini sebesar US$118,7 juta (bulan sama tahun
sebelumnya US$111,1 juta).
Dibanding bulan sebelumnya, nilai
ekspor Desember 2019 naik sebesar 61,99 persen. Peningkatan nilai ekspor didorong
oleh naiknya ekspor timah sebesar
63,72 persen. Peran timah selama
Januari-Desember 2019 mencapai 80,69 persen.
Singapura masih menjadi negara tujuan
utama ekspor timah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Sekitar 48,08 persen ekspor timah pada Januari-Desember 2019 dikirim
ke Negeri Singa Putih ini.
Jika dibanding Januari-Desember 2018,
ekspor timah ke
Singapura pada tahun ini menurun sekitar 18,58 persen.
India, Korea Selatan, Jepang, dan Belanda berada dalam
lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari-Desember tahun 2019.
Peran keempat negara berkisar antara 4,64
persen hingga 14,22 persen.
Maka, lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
berperan sebesar 84,95 persen.

